Facebook Badge

Monday, August 16, 2010

Click4Trip - Trip on your Fingertip!

Link

Click4Trip was created by three passionate travellers, who often have travelled off the beaten track discovering extraordinary hidden gems as well as visited many of the world's greatest destinations.

We have all spent much time every year travelling and exploring the world with true passion and we have personally visited all the destinations we present on our website, as well as having taken all the photos ourselves.

Our mission is now to offer everyone the assistance they need to make their dream come true!


Saturday, August 14, 2010

Menjadi penulis juga harus pintar bicara!



Jaman dahulu mungkin penulis hanyalah orang yang pandai berkomunikasi melalui tulisan, hanya berkomunikasi dengan kertas dan komputernya. Tetapi saat ini, seorang penulis harus pandai berkomunikasi secara verbal. Penulis di jaman Facebook & Twitter menjadi alat bantu promosi, harus pandai mempromosikan karyanya tidak hanya dengan menulis di Facebook atau pun twitter, tetapi juga harus pandai berkata-kata dengan luwes di depan corong radio atau publik di acara-acara off air/ promosi di berbagai tempat.


Beberapa tahun yang lalu, saya ingat, kakak tertua saya pernah bilang, saya pandai dalam hal komunikasi melalui tulisan (saya berkomunikasi melalui chatting di YM, karena dia tinggal di luar negeri) tetapi saat bertemu langsung, orang akan "kecewa", karena saya lebih banyak diam dan tidak reaktif. Dulu saya selalu bela diri, "yah mau gimana lagi, memang aslinya aku ini pendiam, ngga seperti kakak yang ceriwis, mirip mercon yang kena api langsung nyerocos ngga berhenti, tanpa koma"

Tapi dipikir-pikir, pekerjaan apa pun membutuhkan keahlian berbicara (terutama bicara di depan umum/ public speaking). Mungkin karena itu, saya sangat kagum pada para announcer di radio, saat pertama kali saya ikut talk show keroyokan tentang backpacker di Radio Global, saya perhatikan terus kedua announcer di studio. Entah mengapa saya menjumpai karakter yang sama di setiap penyiar radio, umumnya mereka ramah dan cepat akrab dengan orang-orang yang mereka temui, dan pandai berkata-kata dan improvisasi.


Saya ingin seperti mereka. Walaupun saya bekerja di bidang Manajemen SDM, tetapi menurut saya, ketrampilan berbicara di depan umum ini harus saya kuasai, terutama berbicara ala penyiar radio, sehingga karyawan tidak merasa takut/ segan saat saya harus mensosialisasikan program/ aturan HRD yang baru. Dulu saya berharap saya bisa ikut training/ kursus public speaking untuk mendapatkan ketrampilan ini. Tetapi Tuhan menjawab doa saya dengan cara lain. Secara kebetulan 1 tahun yang lalu saya ikutan talk show keroyokan di Radio Global, lalu tahun ini, karena harus promosi novel saya "Cinderella in Paris", saya dapat undangan talk show di Women Radio 94,3 FM selama kurang lebih 1 jam. Untungnya saya sempat menjadi pembicara di acara backpacker. Lama kelamaan, saya yang dulu takut berbicara di depan umum, malah jadi addicted untuk cuap-cuap di acara talk show.

Dan ternyata karena dinilai menarik dan komunikatif di acara talk show novel saya, saya diajak Women Radio untuk menjadi nara sumber acara Traveling tiap Minggu jam 15.00 -16.00. Simak ya, Minggu ini acaranya tentang Amsterdam.

Kalau mau ketemu saya langsung, bisa datang ke acara "NGABUBURIT BARENG PENULIS BUKU TRAVELING BENTANG PUSTAKA" di Mega Mall Bekasi jam 15.00 - 17.00. Datang ya, bisa ketemu saya dan teman-teman penulis di BP



Monday, August 2, 2010

BukuDiskon.Com: Panduan Hemat Keliling Amsterdam, Brussel, Paris, Luxemburg, Trier - Sari Musdar

Always keep wondering when you can do your own Europe trip?
Go to this link to buy Sari Musdar's book


Link

Thursday, July 22, 2010

Perempuan, tetaplah perempuan

Sepintar apa pun mereka, mereka tetaplah makhluk Tuhan yg terkontaminasi ide "happily ever after" dgn pasangan mereka, sehingga kadang-kadang mereka sendiri yang merusak hubungan manis yang sedang berjalan atau mengabaikan tanda-tanda lelaki yg ia kencani kurang baik untuk dia.

Saya belajar dari pengalaman kakak-kakak yg sudah menikah (bukan hanya menikah krn terpaksa dikejar dead line) dan menemukan serta ditemukan cinta sejati..

kadang-kadang sepintar apa pun perempuan, mereka menjadi bodoh karena (apa yg mereka pikir) cinta..mereka terlalu mencintai ide menikah ddengan atribut yang dimiliki si lelaki dan bukan mencintai lelaki yg sedang dalam hubungannya...

laki-laki yg mencintai kita, tdk akan membuat SIGN yg membingungkan kita,, petunjuknya sangat jelas dibaca...

laki-laki akan bergerak, jika ia yakin perempuan inilah yg dia cinta...

Kadang karena kita terbuai oleh euphoria cinta, kita bahkan melupakan atau pura-pura tidak melihat, tanda-tanda yang sebenarnya sangat jelas muncul dari lelaki yang kita cintai, bahwa sebenarnya dia sama sekali tidak mencintai kita. Barulah saat tanda-tanda itu semakin jelas, dan pihak lelaki memutuskan kita, kita baru sadar dan mulai menganalisa kejadian-kejadian yang harusnya sudah membuat kita sadar, dia bukan yang terbaik untuk kita.


saya suka ketawa dgn perempuan, yg belum apa-apa sudah keGRan berpikir terlalu jauh ke jenjang cinta. Mudah ditemui di Face Book. Contohnya, 6 bulan yg lalu saya agak fed up dgn seorang wanita muda yg di status FB nya selalu menulis kisah cinta dia dgn lelaki Perancis, lalu sangat sering posting berita/ event ttg pernikahan antar bangsa...Hingga saking muaknya, saya "hide" semua status dari perempuan ini.

baru sebulan kmrn saya iseng melihat profile dia, ternyata dia berhenti posting berita ttg pernikahan antar bangsa...ternyata dia sudah putus dan pacarnya yang sekarang adalah pria indonesia 100% asli, padahal perempuan ini sudah bergabung dengan grup srikandi (organisasi perempuan Indonesia yang menikah dengan pria beda bangsa)

Laki2 tetaplah laki2, dia akan senang jika semua ide (kencan, tunangan, menikah) keluar dari dia.. dan mereka akan ketakutan jika melihat si perempuan belum apa2 sudah membayangkan pernikahan..

jadi? kalau pun kita dalam suatu hubungan dengan lelaki yg menurut kita best candidate utk jadi suami, TAHAN DIRI gals untuk terlalu GR dan berpikiran terlalu cepat utk menikah (kecuali ide itu datang dari si lelaki)..


Tulisan ini untuk semua perempuan yg masih belum menemukan cinta sejatinya -baca : menikah dengan cinta sehatinya-- (termasuk saya tentunya ^0^)

Sari Musdar, penulis novel Cinderella in Paris

Saturday, May 15, 2010

resensi : CInderella in Paris (best seller at Gramedia book stores)

ditulis oleh Adhe Mirza Hakim


Cinderella in Paris (Resensi)

Yesterday at 9:53pm
Kesan pertama memegang buku ini, cukup menarik mata, tampilan covernya yang romantis melukiskan gerbang Arc du Triomphe di waktu malam dengan kilatan lampu jalan dan mobil menebarkan warna ke emasan dan langit malam yang bewarna jingga, sungguh sangat romantis!

Saat aku buka lembaran kertasnya, ternyata fine quality, ini yang aku suka, kertas yang awet, dengan harga Rp. 50.000,- sangat sepadan. Menbaca endorsement novel ini langsung membuatku tersenyum…soalnya ada 2 nama yang sudah aku kenal didalamnya, hehe….

Membaca novel ini dari Bab 1 sampai Bab 17 benar-benar mengasyikkan, kita seperti ikut terlibat didalam perjalanan hidup tokoh Saras Ratiban. Satu hal yang dapat kunilai dalam novel ini, kejujuran dari penulis dalam mengisahkan alur kehidupan dari seorang Saras Ratiban. Kejujuran yang mendatangkan simpati, tetapi tidak untuk dikasihani. Tokoh Saras Ratiban mencerminkan karakter yang kuat dari seorang wanita karir yang masih lajang, yang berusaha kuat untuk meraih cinta sejatinya.

Jika dibanding dengan pendidikan dan karirnya, kisah cinta Saras tidak berbanding sama lurusnya. Kisah cinta yang berliku dan melalui waktu dan perjuangan perasaan yang campur aduk rasa nano nano, membuat pembaca terbawa hanyut dalam perasaan mengharu biru. Bagaimana rasanya menjumpai ‘Frenemy’ (Friend ‘n Enemy, I like this idiom, really!) yang begitu dekat dengannya, lalu laki-laki yang selalu memberi ‘harapan’ tetapi akhirnya menghilang atau mengecewakan, ditemui Saras sejak masa kuliah di Bandung sampai kehidupan berkarirnya. Periode masa kuliah antara tahun 1994 – 1998, dianggap Saras sebagai periode yang indah, dimana kehidupan sebagai mahasiswa tidaklah serumit kehidupan wanita dewasa, yang mulai dituntut untuk memikirkan jodoh pendampingnya.

Kepiawaian penulis dalam mendeskripsikan sosok Saras yang ceria, optimis dan ambisius, melengkapi kekuatan tokoh Saras dalam menjalani hidup yang penuh dengan cobaan, dari masalah pekerjaan, frenemy, jodoh yang tak kunjung tiba sampai obsesi untuk meraih beasiswa yang belum terjangkau. Semuanya berujung ke niat ingin bunuh diri, hehehe….pada Bab ke 14 yang bertitle ‘Hantu Ci Vivi’, aku dibuat tertawa terbahak-bahak, bener-bener membayangkan Saras yang konyol dan lucu. Pembaca dibuat tertawa, jengkel saat membaca bagian tentang frenemy dan saat para lelaki yang sukanya memberi harapan dan tebar pesona saja dari Perancis sampai Melbourne. Lalu diakhiri dengan rasa haru karena bahagia dimana Saras akhirnya menemukan ‘Jantung Hatinya’ yang telah disiapkan oleh Yang Maha Kuasa pada waktu dan tempat yang indah di ‘Parc de Sceaux’ Paris, tres joli…ma cherie!

Perjalanan ala backpackers di benua Eropa dan Australia, memberikan setting yang indah tentang tempat dan suasana yang ditemui Saras, sungguh membuat kita terbujuk untuk pergi ke sana juga. Kisah ini dilengkapi dengan tokoh-tokoh pendamping yang cukup banyak yang memberi nuansa tersendiri dari tiap Bab yang dibaca. Akhir kata kisah ini berakhir ‘Happy Ending’…..seperti kisah dongeng Cinderella yang akhirnya berjumpa kembali dengan Pangeran Pujaan hatinya, setelah tepisah oleh ruang dan waktu selama 5 tahun.

Kalau mau lebih jelas….beli bukunya yaaa….jangan minjem!

Buat penulis…ditunggu novel-novel manis lainnya….semanis senyum HRD Saras Ratiban! hehehe…….

Monday, May 10, 2010

komentar pembaca Cinderella in Paris

Ini dia komentar dari yang sudah baca, aku ambil dari grup Cinderella in paris, face book

Petty S Fatimah (chief editor Femina)
hi sari bukunya sudah diterima. seru kayaknya nih..:)) congratzThursday at 5:58pm

Suci Dwijayanti (palembang)
mba' sari.. novel CIP nya udh ada di gramed palembang ^_^akhirnya dpt jg :)Yesterday at 11:53am

Fauzani Marjana (Surabaya)
Kalo aq sebut pecel Madiun : Campuran pedes dan kriuknya keripik renyah. Enak. Men...gajak berpikir positif atas segala kesusahan mendapat keinginan.May 1 at 6:32am

Beatrice Cynthia Walter " sedang baca Cinderella in Paris sambil mendengar rintikan hujan di luar rumah.

Diah Retno K. N I have read it.. Really good story.. Coba kalo di film in :D
Yesterday at 11:15am


Siti Faizah I already read your novel
sis, It's fabolous... Saras Ratiban? Pengejawantahan mbak Sarikah? hehehe....

waktu baca kaya ga baca
novel, kaya baca kisah hidup orang beneran... nyata gitu, ga ada
munafik-munafiknya

Komentar pembaca Cinderella in Paris



Ini dia komentar dari yang sudah baca, aku ambil dari grup Cinderella in paris, face book

Petty S Fatimah (chief editor Femina)
hi sari bukunya sudah diterima. seru kayaknya nih..:)) congratzThursday at 5:58pm

Suci Dwijayanti (palembang)
mba' sari.. novel CIP nya udh ada di gramed palembang ^_^akhirnya dpt jg :)Yesterday at 11:53am

Fauzani Marjana (Surabaya)
Kalo aq sebut pecel Madiun : Campuran pedes dan kriuknya keripik renyah. Enak. Men...gajak berpikir positif atas segala kesusahan mendapat keinginan.May 1 at 6:32am

Beatrice Cynthia Walter " sedang baca Cinderella in Paris sambil mendengar rintikan hujan di luar rumah.

Diah Retno K. N I have read it.. Really good story.. Coba kalo di film in :D
Yesterday at 11:15am


Siti Faizah I already read your novel
sis, It's fabolous... Saras Ratiban? Pengejawantahan mbak Sarikah? hehehe....

waktu baca kaya ga baca
novel, kaya baca kisah hidup orang beneran... nyata gitu, ga ada
munafik-munafiknya