Facebook Badge

Tuesday, December 8, 2009

PANDUAN WISATA ALA BACKPACKER (UNTUK PEMULA)

Apa isi Buku Panduan ini? Buku ini memang dikhususkan untuk mereka yang ingin menjelajah Eropa dengan dana terbatas dan merancang perjalanan sendiri atau berwisata ala backpacker pemula, artinya mereka belum pernah melancong sendiri ke Eropa. Edisi pertama buku “Panduan Wisata ala Backpacker” ini akan membahas tempat-tempat wisata terkenal di BENELUX (Belgia, Netherlands dan Luxembourg) plus Perancis (Paris dan Nice) dan Trier (Jerman). Paris dan Trier dimasukkan karena kedua kota itu relatif cukup dekat ke BENELUX. Saya masukkan Trier di sini karena jika anda benar-benar dibatasi dana dan waktu, tetapi anda ingin melihat peninggalan kejayaan Kekaisaran Roma, anda tidak perlu jauh-jauh ke Italia di selatan Eropa. Di jaman Kekaisaran Romawi, Trier mempunyai julukan “Roma Seconda” karena enam kaisarnya pernah tinggal di kota ini. Semua bangunan di Trier hampir sama dengan bangunan yang ada di Roma (gereja Cathedral/ Gothic, amphitheater, gedung pemandian ala Romawi, dan jembatan Romawi) Informasi apa yang bisa anda dapatkan dari buku ini? Untuk setiap kota saya sajikan informasi : 1. alat transportasi untuk mencapai kota tujuan anda dengan moda apa pun anda mencapai negara tersebut 2. transportasi terbaik untuk berjalan-jalan selama berada di kota 3. cuaca 4. informasi penting (pusat informasi turis, bahasa, mata uang, perbedaan waktu, kantor pos, kode area, dan kedutaan Indonesia). Tempat pertama yang harus anda kunjungi adalah pusat informasi turis untuk mengetahui kegiatan saat itu, informasi pemebelian tiket masuk dan transportasi. Anda bisa update itinerary yang sudah anda rancang jauh-jauh hari dengan informasi yang anda dapatkan dari petugas di informasi turis. 5. tips wisata hemat (tempat makan, museum/ atraksi gratis, hemat tiket transportasi) 6. tempat-tempat yang wajib untuk dikunjungi (rekomendasi, pilihan ada pada anda) 7. tempat belanja 8. Event / Atraksi tahunan (banyak kegiatan diadakan tanpa harus membuat anda mengeluarkan uang) 9. Tempat hiburan malam 10. Contoh kegiatan jika anda hanya punya waktu satu hari di kota yang anda kunjungi 11. Warung Internet (walaupun hampir semua hostel di Eropa mempunyai fasilitas 2 komputer dengan koneksi internet dengan tarif 2 euro per 30 menit atau wifi di lobbynya, tetapi jika dalam keadaan darurat saat anda sedang berjalan-jalan membutuhkan internet, anda bisa datang ke cafĂ© internet) 12. Hostel : Saya hanya menulis hostel yang direkomendasikan. Untuk selengkapnya anda bisa lihat di http://www.hostelworld.com atau http://www.hostelbookers.com) Dan yang terlebih penting di bagian pertama saya selipkan informasi bagaimana mengurus visa schengen dan dokumen perlengkapannya. Karena dari pengalaman yang saya ketahui di milis, banyak teman-teman yang gagal mendapatkan Visa Schengen. Maka saya pikir sangat penting untuk memberikan informasi tersebut, sehingga anda benar-benar mempersiapkan diri dengan baik agar perjalanan anda tidak terhambat hanya karena urusan Visa. Akhirnya, saya berharap buku kecil dan sederhana ini dapat membantu teman-teman merancang perjalanan dan itinerary serta budget untuk mengintip kota-kota di BENELUX dan tetangganya. Jika ada hal yang belum ditulis di sini, anda masih bisa improvisasi dengan informasi gratis yang anda dapatkan di Pusat informasi Turis di kota yang anda tuju. JIka anda tertarik untuk mendapatkan copy , silakan kontak smusdar@hotmail.com Subyek : panduan backpacker harga : 25.000 belum termasuk ongkos kirim

Trier, Roma Kedua di utara Eropa

oleh : Sari Musdar, backpacker & HRD professional Jika anda berkesempatan berwisata ke Paris dan ingin melihat sisa-sisa budaya Romawi kuno tetapi anda tidak ada waktu ataupun dana lebih untuk pergi ke Italia, Trier adalah jawabannya! Kota tertua di Jerman yang menjadi salah satu obyek wisata Jerman selain Berlin dan Frankfurt ini, sebenarnya terletak dekat Luxembourg, tetapi jika anda sedang berada di Paris, anda dapat naik kereta TGV selama empat setengah jam dengan biaya sektar 20 euro. Tetapi jika anda tidak tertarik untuk mengetahui arsitektur di jaman Romawi pun, masih ada satu alasan mengapa anda harus menyempatkan diri melongok ke Trier. Anda pasti tahu Karl Marx bukan? Nah jika anda penasaran seperti apakah negara tempat pengusung aliran Marxisme itu lahir, datanglah ke Trier. Kota cantik di ujung barat daya Jerman ini pun pernah dilirik panitia penyelenggara F1 untuk menjadi salah tuan rumah perlombaan balap mobil bergengsi tersebut di awal tahun 2000. Saat mengadakan Euro-trip di musim panas tahun 2006, terus terang, Trier tidak ada dalam daftar itinerary saya. Mendengar namanya saja saya belum pernah. Kebetulan setelah saya mengunjungi Paris, saya sempat ke Luxembourg. Petugas di pusat informasi Luxembourg menyarankan saya untuk mengunjungi kota Trier. Trier hanya berjarak 15 kilometer dari Stasiun Luxembourg yang dapat dicapai dengan kereta selama 40 menit. Perjalanan 40 menit dengan kereta Luxembourg-Trier, serasa perjalanan dengan mesin waktu yang berhasil menembus lorong waktu sepanjang ribuan tahun dan melemparkan saya ke masa kejayaan Kekaisaran Romawi di Jerman. Sepanjang perjalanan dari balik kaca kereta, anda dapat menikmati pemandangan desa Eropa yang indah. Situs peninggalan budaya Romawi kuno di kota ini membuat Trier seperti museum hidup yang terus abadi tak tergerus gelombang waktu selama beratus-ratus tahun. Saya menduga, saat Trebeta menemukan kota ini pertama kali dua ribu tahun silam, raja bangsa Assyria itu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Trier bagaikan gadis putih cantik berpipi segar montok kemerahan seperti lukisan-lukisan abad pertengahan. Lembah subur yang terletak di sebelah kiri aliran sungai Moselle ini memanjakan penduduknya dengan kekayaan alami hutan, tanah yang subur dan kebun anggur Mosel. Trier mempunyai luas dua kali lebih lapang dari Jakarta tetapi hanya didiami oleh penduduk yang hanya 1 % dari jumlah penduduk Jakarta. Penduduk Trier mempunyai dialek yang berbeda dengan orang Jerman pada umumnya. Secara budaya, Trier memang lebih dekat ke negara tetangganya, Luxembourg. Ada tiga bahasa yang digunakan di kota kecil ini, Luxembourgish (bahasa asli Luxembourg), Perancis (karena di abada 18 dan 19 pernah diduduki Napoloen Bonaparte), dan Jerman. Jika anda tidak berkesempatan mendengar ketiga bahasa itu diucapkan oleh penduduk setempat, setidaknya anda bisa mengetahui dari tulisan di kartu pos yang dijual di pusat informasi turis. Hampir semua kartu pos menuliskan keterangan foto pada kartu dengan tiga bahasa tersebut. Keluar dari stasiun kereta, setelah berjalan kaki selama 8 menit bangunan pertama yang kita lihat adalah Porta Nigra (Porta = Gapura, Nigra= Hitam). Gapura ini dulunya adalah bagian dari dinding kota empat tingkat (seperti dinding raksasa di China) yang mengelilingi kota Trier dan masih tampak gagah menantang jaman selama belasan abad. Nasibnya jauh lebih baik dari pemandian Taman Sari di Yogyakarta yang sudah tidak jelas bentuknya. Berjalan lima menit dari gapura hitam terdapat rumah kecil yang dijadikan Tourist information (An der Porta Nigra, D-54290 Trier telp 49-651-978080) di mana pengunjung dapat menemukan materi dan informasi wisata dalam bahasa Inggris. Seperti ingin menghalau kesan suram yang ditunjukkan Porta Nigra, tak jauh dari gapura raksasa berwarna hitam itu orang Romawi menghiasi kota Trier dengan bangunan berwarna pink cerah, Palace of Trier. Istana pink tempat kaisar roma tinggal ini dikelilingi taman bunga dengan patung-patung Romawi. Sejak kota ini diduduki oleh Kaisar Augustus dari Romawi, Trier mempunyai nama latin Augusta Trevorerum dan julukan “Roma Seconda” (Roma Kedua). Roma Seconda pernah menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Barat. Bahkan Kekaisaran Constantin pernah berdiam di Trier selama beberapa tahun dan mendirikan gereja St Peter Cathedral. Selain melihat sisa-sisa kejayaan budaya Romawi kuno dan keindahan alam Trier, kita dapat juga melakukan wisata kuliner masakan Franco-German serta melihat festival ‘Altstadtfest’ di musim panas dan Festival natal di musim dingin. Festival ‘Altstadtfest’ adalah kegiatan tahunan dimana semua penduduk kota tumpah ruah pada satu pesta besar dengan hiburan langsung, makanan lokal, minuman anggur dan beer. Tetapi jika anda menyukai suasana Natal, waktu terbaik datang ke sini adalah di bulan Desember, karena Trier menjadi tuan rumah pasar natal terbaik di Eropa. Berikut adalah tempat-tempat yang layak untuk dikunjungi untuk melihat kebesaran budaya Romawi kuno di Trier : 1. Porta Nigra, dibangun sekitar tahun 180 dimana pada saat itu kekaisaran romawi banyak mendirikan bangunan menggunakan bebatuan besar bergaya baroque atau gothic, merupakan pagar terbesar peninggalan sejarah Romawi kuno di utara pegunungan alps dan ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. 2. Hauptmarkt (Pasar Utama) adalah pusat kota Trier selama 2000 tahun. Di mana terdapat Market Cross, air mancur St peter serta Gereja St Gangolf. 3. Dom/ gereja St Peter Cathedral adalah gereja terbesar yang dibangun pada abad 4, berjarak 100 meter dari Hauptmarkt. 4. Pemandian Romawi. Trier mempunyai 3 pemandian umum yang sangat luas, Pemandian di sini adalah pemandian terbesar diluar Roma, Italia. 5. Amphitheatre : sisa-sisa jejak arena Romawi untuk pertandingan gladiator dan binatang, dibangun tahun 100 M yang dapat menampung sekitar 20.000 penonton. 6. Spielzeugmuseum trier (museum boneka). Di sini kita dapat melihat boneka pada abad 18 dan 19 terutama boneka kayu pada 300 tahun lampau. 7. Gerja St Gangolf, dibangun pada abad 12. Terletak di kawasan Hauptmarkt, gereja ini dari tampak luar tidak terlihat hanya gapura kecil bergaya Gothic yang terlihat menjorok ke depan bersama kedai-kedai dan toko-toko. 8. Jembatan Romawi (Romerbrucke) yang dibangun tahun 144-152. 9. Liebfrauenkirche (Gerja Santa Maria), merupakan gereja gothic pertama di Jerman 10. Rheinisches landesmuseum : terletak di dekat pemandian imperial, dimana pengunjung dapat mengetahui perkembangan sejarah jaman tengah, romawi dan Kristen. 11. University Graduation hall (promotionsaula) yang dulunya adalah Sekolah Jesuit (Seminari) dimana Karl Marx pernah bersekolah di sana. Jika waktu anda tidak banyak, satu hari cukup untuk melihat obyek wisata yang anda sukai untuk sejenak merasakan kejayaan bangsa Romawi. Tetapi jika ada waktu luang, tidak ada salahnya mengunjungi kota terdekat, Konz, untuk melihat museum terbuka di Roscheider Hof, yang menyajikan bagaimana penduduk di kawasan Moselle hidup 200 tahun lalu, Luxembourg untuk melihat kota tua Grund dan keindahan alam Ardennes atau Frankfurt yang berjarak 110 km.