Facebook Badge

Wednesday, July 29, 2009

Jakarta

so here they are the photos of "plesiran Jakarta"This event successfully held by only one person, Ade Purnama.. Why success ? cause there are more than 500 person mostly young person who interested to join in his program ---trying to get closer with Jakarta, especially the history and not only Indonesian, some expatriates also come to this event. The journey began from Escomto building (was Bank building in Dutch colonial government, too bad, Indonesian government not interested to keep this heritage) Then we enjoy our breakfast “Nasi ulam” and watching Jakarta lay out in Dutch colonial era..Gee, Jakarta at that time so beautiful like Amsterdam, the river was still clean and people at that time have dating on boats and the guys played guitar –oh so romantic, just like in Paris hehehe Alwi as Historian explain us –his next generation—history of some buildings and Jakarta History

Tuesday, July 28, 2009

Indonesia calendar of events 2009

Indonesia is the world's largest archipelago stretching 3200 miles from east to west at equator between Asia and Australia, consisting of more than 17,000 islands (The major islands are Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi, Papua, and Bali), which riches of cultures, language and dangerously-beautiful-nature and scenery. We have 480 ethnic groups speaking 583 different language who uphold our traditional cultural & ritual. Since today is already mid year, I only quoted the events from July-December 2009 July TOBA LAKE FESTIVAL Parapat & Samosir Island, North Sumatra Lasting a whole week, this festival is centered around Toba Lake, in the highlands of North Sumatra. The Festival features traditional sports, boat races, cultural performances and contemporary shows, horses races, water sport competitions & local handicrafts exhibitions. August 25-20 KRAKATAU FESTIVAL This annual events is held at the end of August to remember Krakatau's eruption in the late 19th century. The volcano is located in the Sunda Strait, South of Lampung, in the southern tip of Sumatra. If you like snorkelling, you can enjoy at the sea and see the tremendous scenery around the volcano & deep at the sea. 4th week of August BORNEO FESTIVAL Banjarmasin, South Kalimantan (Borneo) To honour the Dayang & Melayu culture, this event is participated by all the provinces in Kalimantan, as well as Brunei darussalam & Malaysia as honored guests. September BUNAKEN FESTIVAL Manado, North Sulawesi (Celebes) Bunaken is known for its fabulous underwater garden & extinct volcano, Manado Tua (note : Tua = Old) The festival presents art and cultural performances from the ethnics groups living in North Sulawesi. November 1- 30 ART SUMMIT INDONESIA (ASI) Jakarta ASI is an international contemporary art festival presenting performing groups from foreign countries. The event's program take place in various venues in Jakarta December 1-2 ASIAN FORMULA 3 Sentul International Circuit The best of Asian drivers compete in this international event for the title of Best Asian F3 Driver. For another major & supporting events kindly visit following websites : http://www.my-indonesia.info http://indonesiatourism.go.id http://indonesia.travel All photos here are writer's property and writer has right on those pictures

Monday, July 27, 2009

bagaimana cara mengurus visa Schengen (Eropa) & Apply kedutaan mana yg paling simple?

bagaimana cara mengurus visa Schengen (Eropa) & Apply kedutaan mana yg paling simple? Di milis IBP (Indobackpacker) & di suatu web site dimana saya menulis ttg perjalananan ke Eropa : http://www.gagasmedia.com/pariwisata/penulis/jalan-jalan-murah-ke-eropa-jadi-backpacker-yuk-2.html#comments ternyata banyak juga pertanyaan mengenai pengurusan Visa Schengen (selanjutnya kita sebut VS aja ya biar cepat). Apa sih Visa Schengen itu? Visa Schengen adalah visa yang harus kita miliki sebelum melakukan perjalanan ke beberapa negara yang termasuk dalam daftar Perjanjian Schengen yang ditandatangani tahun 2001. Tidak semua Negara-negara di Eropa termasuk dalam Perjanjian Schengen, tetapi hanya beberapa negara berikut : 1. Austria 2, Belgium 3.Czech Republic 4. Denmark 5. Estonia 6. France 7. Finland 8. Germany 9. Greece 10. Hungary 11. Iceland 12. Italy 13. Latvia 14. Lithuania 15. Luxembourg 16, Malta 17. Netherlands 18. Norway 19. Poland 20. Portugal 21. Slovakia 22. Slovenia 23. Spain 24. Sweden Indonesia termasuk salah satu negara yang diharuskan warganya yang ingin mengunjungi salah satu atau bbrp negara Schengen memegang VS (berbahagialah warga negara tetangga kita, Singapura yang bebas visa untuk mengunjungi Negara-negara Eropa). Nah, apa sih yang harus kita siapkan untuk pengurusan VS ini? Sebelum datang ke kedutaan di salah satu negara Schengen tadi, siapkan terlebih dahulu dokumen-dokumen yang harus kita bawa saat pengajuan VS : 1. Paspor yang masih berlaku (minimal 3 --6 bulan setelah masa visa berakhir, tergantung dari kebijakan masing-masing kedutaan, tp lbh aman durasinya 6 bulan) 2. Tujuan kunjungan Dokumen yang menjelaskan tujuan kedatangan kita ke negara Schengen (surat pernyataan kita, dan surat referensi dari kantor, yang menyatakan tujuan kepergian kita dan menjamin setelah masa kunjungan kita ke negara Schengen kita akan kembali ke Indonesia dan bekerja), dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen pendukung : a. bukti booking tiket PP b. bukti booking hotel/ hostel di negara tujuan/ bbrp negara tujuan, jika kita pergi sebagai turis untuk backpacker, website yang saya rekomendasikan untuk booking hostel adalah http://www.hostelworld.com c. surat asli undangan dari orang yang akan kita temui di sana (tempat pertama kali kita datang ke negara schengen), jika kita akan tinggal di tempat orang yang mengundang kita Surat ini isinya antara lain menyatakan pihak pengundang mengundang kita tinggal di negaranya, apa hubungan dgn kita (saudara/ kakak/ adik, dll, jika hubungannya kakak/adik kandung, perlu juga sertakan copy kartu keluarga yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris), dan pihak pengundang menjamin semua akomodasi & tempat tinggal, serta setelah kunjungan, kita akan kembali ke negara asal kita. 3. Dokumen-dokumen lain : a. Foto ukuran paspor (latar belakang foto tergantung kebijakan Embassy) b. Bukti keuangan yang ditunjukkan dari print out buku tabungan minimal 6 bulan terakhir (bisa juga copy deposito) jumlah minimal - 25 euro kali masa tinggal, jika kita tinggal di tempat orang yang mengundang, - 75 euro kali masa tinggal, jika kita tinggal di hotel/ hostel c. form pengajuan VS yang sudah diisi dan ditandatangani, di sini termasuk lampiran jadwal perjalanan kita di Eropa jika memang ingin mengunjungi bbrp negara d. asuransi kesehatan internasional, bisa kunjungi website axa, atau telpon langsung ke 522 5501 harga asuransi ini berkisar dari 30 euro - 70 euro (tergantung masa tinggal kita di sana) NOTE : jika kita akan tinggall di residency saudara/kenalan, pihak yg mengundang kita harus mengirim: a. Surat undangan asli & surat jaminan (disahkan di pemeritah kotamadya / municipal tempat pengundang tinggal b. Bukti gaji 3 bulan terakhir pengundang (pada bbrp kedutaan, contohnya Perancis, dokumennya lebih ribet) c. copy passport pengundang Dari sharing dan pengalaman apply visa, kelihatannya apply di kedutaan Belanda yang paling singkat, mudah dan tidak ribet persyaratannya. Jika negara lain menghabiskan waktu 10-14 hari kerja, Kedutaan ini hanya memakan waktu 8 hari kerja, wawancara juga tidak terlalu panjang sepanjang kita mennyiapkan semua dokumen pendukung lengkap, penting untuk diperhatikan, sewaktu wawancara berpakaianlah yang sopan dan rapi, terutama untuk wanita. Akhirnya saya ucapkan "bon voyage", selamat berjalan-jalan

Wednesday, July 1, 2009

how you handle frenemy?

"Frenemy" (sometimes spelled "frienemy") is a blend of words of "friend" and "enemy" which can refer to either an enemy disguised as a friend or to a partner who is simultaneously a competitor. In personal relationships, the use of the term "frenemy" has become increasingly used to describe two (or more) people who are apparently friends, but are actually enemies. An online dictionary site, http://www.urbandictionary.com, mention one meaning of frenemy which close to my personal case : A "friend" a "bad friend" who cares only about themselves. A friend who gets their way no matter the cost, and who they step on along the way. Classic example: when your best friend steals your boyfriend of three years she was a frenemy all along. In popular culture "Frenemies" was used in the popular New Radicals song, You Get What You Give - released on April 20, 1999. Wake up kids we got the dreamers disease Age 14 they got you down on your knees Souls polite, we're busy still saying please Friendnemies, who, when you're down ain't your friend Every night we smash their Mercedes-Benz First we run; and then we laugh till we cry But when the night is falling and you cannot find the light, light You feel your dreams are dying Hold tight Chorus: --------- You've got the music in you Don't let go You've got the music in you One dance left This world is gonna pull through Don't give up You've got a reason to live Can't forget We only get what we give --------- The word was further popularized when used as the title of an episode in the HBO series, Sex and the City episode #46, October 1 2000, Frenemies. Reading all the definitions, now maybe you're nodding, "hm, it happens on me" yeah, it also happen on famous person like Gwyneth Paltrow, speaking about her frenemy, she commented, "This person really did what they could to hurt me. I was deeply upset, I was angry, I was all of those things you feel when you find out that someone you thought you liked was venomous and dangerous. I restrained myself from fighting back. I tried to take the high road." on my personal life, it laso occur on me, when 2 years ago did a trip with an (EX) BFF to some countries in europe, i realized she always wanna be the central of attention, but the fact many local guys there gave more attention to me who naturally charming (hihihihi narcisius mode on) made her frustated. I helped her to get a dating with an armenian man live in amsterdam, but she still kept teasing agressively to the guys approaching to me, the worst thing when she abruptly & unpolitely cut my conversation with a guy in a train to luxembourg. Well, then she tried to get in touch with me when we were back to indonesia again, I said to her, if you are really wanna make it up, I asked her give me some photos of mine on her camera, but she failed to do that, cause she already deleted my photos!!! So enough is enough, ca suffit, french people say. I choose to be surrounded by positive people, by my real best friends, I dont wanna keep a frenemy near me. But unfortunately she still wanna haunt my life... 2nd experience is : while i stayed in melbourne, there is a young girl from my french course class, sent same message in 3 days-concurrently asking 'WHEN WILL YOU SEND A WEDDING INVITATION, SARI?" on my Yahoo messenger box, despite of asking "how is your trip?" hahaha, it's funny cause long time ago, she's so cute, and I voluntarily wanna be her recicle bin when she complained her bad story, even when she told me so desperately wanna suicide. So, below are the best advise to know how to react to someone who can be classified as your frenemy : How to Spot a Frenemy Step 1 : Understand frenemy variations Frenemies can range from calculatingly callous and manipulative to obliviously selfish and unkind. Just because a person doesn't "mean" to be mean doesn't erase the hurtful impact. Sometimes an unaware insult is more damaging than a deliberate jab. Step 2 : Pay attention to how you act in the presence of your potential frenemy Do you recoil at the thought of spending time with her? Do you clam up whenever he comes around? Do you often talk bad about her to others? Do you feel competitive when he discusses work, hobbies, love life or finances? If you continually act less than the highest, most loving, centered version of yourself when the two of you get together, take note. A frenemy may be in your midst. Step 3 : Trust your initial reactions. The first feelings we have about people and situations are the most accurate. These pure, uncensored observations give us all the information we need to classify somebody as a frenemy. You do yourself a disservice (not to mention set yourself up for more abuse) by analyzing interactions, questioning whether or not you are being too sensitive or making excuses for why a person behaves the way they do. If you feel like you've just received an emotional kick in the gut, then you have just received an emotional kick in the gut. No analysis needed! Step 4 : Look for patterns. If somebody lets you down or acts insensitively on occasion, that doesn't necessarily qualify him or her for frenemy status. Humans are flawed and friendships inevitably follow suit. On the other hand, a person who continually uses you for his or her personal agenda, dishes out insults, breaks promises, ignores your requests or manipulates you with passive-aggressive behavior goes beyond the acceptable friendship margin of error. Step 5 : Acknowledge your paradoxical feelings. Frenemies are hard to decipher because most of the time they have as many, if not more, positive qualities than negative ones. Frenemies will often share your interests and values; if you didn't have these things in common, it would be easy to qualify your frenemies as enemies and move them off your emotional radar entirely. Love-hate relationships are typical for frenemies. Step 6 : Compare and contrast. When trying to decide if a friend is actually a frenemy, weigh the person in question against somebody who you know with complete certainty is a friend. Personality traits become more apparent when viewed this way. Step 7 : Seek validation. If you can't sort it out, talk to a trusted friend or mentor. Perspective from a third party can help you get clear about the nature of your mucky, indefinable relationships. at the end, if you have real best friends, nurture your friendship, respect each other and be grateful for that friendship ! spread love, not hatred Love, sari , june 20,2009 ^_^ source : wikipedia, www.urbandictionary.com, www.cnn.com, my private experience LOL :-P

Monday, June 29, 2009

he's just not that into you, a guidance for girls about man

He’s just not that into you Gals have you experienced this: a guy you crush on give some blur signs to you, or suddenly disappear from your life without prior notice, so you have to be tired of guessing does he have same feeling with you? No need to waste your time for jerk guys, recently I read a book written by a script writer of “Sex and the city” – Liz Tuccilo-- and a comedian – Greg Behrendt-- who also consultant of that script writer. The book my friend and I have read seems will be the Love Guide for Dummies J The experience : At an afternoon in July a friend of mine called me. First of all she told that she is still waiting a visa to perform her job in Numea as diplomatic staff of Indonesian government, but after that –this is the interesting story, as we quite often chat about, MEN—she told about her ex French boyfriend. This complicated guy really made her fed up. This confusing guy in some ways gives sign that he still loves her by calling her (underscore that guy lives in France) sending a birthday gift on her birthday, but then something that shocking her, he without any guilty feeling said that he will have a vacation with his girlfriend ! WHAT THE POINT ? The Guides : So gals here it comes the guides from the book, “He’s just not that in to you”. These following signs show that a guy you met just not that into you : 1. A man doesn’t really like you if he never ask you date They confess : “If we need you, we will seek” He will not let you guess since he wants to make sure that you are not frustrated and leave him. Men love hunting and chasing women. If a man asks you out, if a man is the person trying to get your attention, YOU, GALS, has the control. 2. He doesn’t / never call you : A guy sometimes say “I’m going to cal you”, but never make relationship with a guy who never keep his promise, no need wasting your time wait his call. Only give your phone number to guy who seriously want to meet you again. 3. Doesn’t want to make relationship with you : A guy who told he only want to be a friend or not ready to have relationship with you, not worth enough for you, leave this coward. Men are not different from women, they wish to be emotionally protected if a relationship go to next stage. They will express “I am your boyfriend” to a woman he likes. An Oath in relationship for women : a. No doubt b. No vagueness c. No one unknown d. Nothing express unclearly Try to know him best before make relationship with him. 4. Doesn’t want to touch you : When a man likes you, he wants to give a physical touch to you 5. Has affair with other woman when he is with you There is no good reason for an affair. Any kind of problems he should face to, do not give him right to begin a love affair. Don’t ask what mistake you ever did, an affair doesn’t happen just like that. Tell a lie, have affair, hide something is a contrary to action of a man who really loves you. 6. He wants to meet you when he drunk 7. After being together for long time, he still doesn’t want to marry you Love heal commitment phobia. “A man who had ever in relationship with you and said he never wants to marry, not believe in marriage, or has problem with marriage, WILL UNQUESTIONABLY someday marry, but certainly not with you.” Note this list: a. Do you truly feel being loved b. Do you certainly feel he is really committed with you? c. Do you certainly feel he has doubt to build life with you? If the answer : yes, yes, no, then continue your relationship with him. “Don’t want to marry” and “don’t want to marry to me” is absolutely 2 different things. If both of you has different vision on marriage, is there anything else you have different vision with him? It’s about time to make those list ! 8. He breaks relationship with you In the event he dumps you, ALWAYS BE CLASSY, NEVER BE CRAZY. Things must be done after separate from your ex boyfriend: a. no need to meet him especially has dating, b. no call c. not being close friend d. has own life. Get rid of him, erase him from your life, let him MISS you. 9. He disappears from your life. If this happen, there is no mystery (never pose question why he leaves you or ask what is your mistake so he fade away), he leaves and NOT GOOD ENOUGH for you 10. he is married man 11. He is BASTARD who selfish, always get mad, totally weird If a man truly loves someone he loves to do everything to make his girlfriend happy. Persons who love each other generally will try to do a good thing. In fact in some case there is a motivation to treat his life partner better and make his lover’s life better. All nice and mature men should try to love your family and your friends. The last thing : Make your Own standard in relationship 1. I will not make relationship with a guy who not the FIRST person who ask me for going out 2. I will not make relationship with a guy who make me wait his call 3. I will not have date with a guy who not sure he really wants to have date with me 4. I will not have a date with a guy who make me feel not unwanted physically 5. I will not make relationship with a guy who afraid of talking about our future 6. I will not, in any kind of situation, spend my valuable time with a guy who ever dumped me 7. I will not have date with a married man 8. I will not have relationship with a man who obviously not a nice person, has tender heart, and full of love

Melihat Eropa lebih dekat (bag 04)

Karena tidak banyak yang perlu dikunjungi, setelah pamitan singkat dan bertukar email dengan teman-teman backpacker di Van Gogh Youth Hostel, saya segera pergi ke Stasiun Brussel Midi untuk melanjutkan perjalanan ke Paris dengan kereta Thalys. Dibandingkan dengan kereta Amsterdam-Brussel, kereta ini jauh lebih bagus dan bersih dan tentu saja lebih mahal. Perjalanan ini tidak memakan waktu lama, 1 jam 25 menit kemudian saya sudah tiba di Stasiun Paris Nord. Begitu tiba di Stasiun yang besar ini, saya mengalami sedikit masalah dalam komunikasi, karena tidak semua orang Perancis bisa dan mau berbicara dalam bahasa Inggris, maka mau tidak mau saya harus mempraktekkan bahasa Perancis saya, dengan kata-kata pertama : “excusez moi, vous voulez parles Anglais”?” Untungnya masalah saya sudah terpecahkan, dengan melihat peta Metro yang ada dipajang di beberapa tempat, saya kemudian membeli tiket Metro. Di agenda saya sudah ada beberapa daftar yang harus saya kunjungi di Paris, antara lain Champ Elysee Avenue yang tersohor itu, Arc de triomphe, Musee du louvre, menara Eiffel, Notre Dam (The Our Lady Cathedral), Chateau de Versailles, Montmartre, The Opera dan Parc de Soaux. Sebenarnya sih ada beberapa museum lainnya seperti Musee d’Orsay, Museum Asia, Museum Afrika dan lain-lain, tetapi untuk sementara saya prioritaskan yang ada dalam daftar mengingat waktu dan dana. Mau menghemat biaya? Datanglah ke Museum-museum di Perancis pada hari Minggu di pekan pertama tiap bulannya, karena tidak dipungut biaya seeuro pun untuk masuk ke Museum. Tempat yang pertama saya kunjungi adalah Menara Eiffel. Sebenarnya menara ini adalah kumpulan besi yang disusun menjadi bentuk menara menjulang ke langit yang terdiri dari 3 lantai dan dinamai sesuai dengan nama si perancang. Setiap tahun menara yang menjadi ciri khas kota Paris ini dicat dengan warna yang berganti-ganti. Walaupun mempunyai 4 pintu masuk dan membayar tiket sebesar 3.80 Euro serta harus terengah-engah mengatur nafas karena harus menapaki ratusan anak tangga untuk mencapai tiap lantainya, antusias pengunjung tidak surut. Di lantai kedua ini terdapat restaurant socialite dunia yang super mahal, Kabarnya Tom Cruise melamar Katie Holmes di restaurant yang memang suasananya romantis. Dari Menara Effel saya mengambil metro dengan rute Champ Elysee Clemenceau. Iya, saya ingin menikmati Jalan Champ Elysee yang terkenal sebagai kawasan elit Paris. Selain di sini terdapat Etalase yang menjual barang-barang dan parfum merek terkenal, café-café terbuka di sepanjang jalan Champ Elysee, restaurant termasuk Planet Holywood, di ujung jalan tak jauh dari Place de La Concorde yang terdapat kediaman Perdana Mentri Jacques Chirac yang dijaga oleh banyak militer. Akhirnya setelah menaiki anak tangga dari stasiun Metro Champ Elysee Clemenceau muncullah saya di kawasan elit ini, dan di depan saya terdapat bangunan yang menyerupai gapura besar yang sudah terkenal, yakni Arch de Triomphe, symbol kemenangan bagi bangsa Perancis. Saya menyusuri jalan sambil memandangi toko-toko di sisi kanan dan kiri. Banyak turis berlalu lalang beberapa hanya melihat-lihat barang bermerek, yang lain sibuk dengan kantong besar belanjaannya, yang lain asik menikmati siang hari yang cerah musim panas baik di kursi-kursi yang berjajar di kafe pinggir jalan atau di restaurant. Setelah melewati taman-taman yang indah, sampailah saya di La Concorde. Tempat ini mudah dikenali karena di tengah-tengah terdapat kolam kecil dan air mancur dengan hiasan warna hijau tua dan emas di tengah-tengahnya. Air yang menyembur menyegarkan kota Paris yang panas terik saat itu. Melewati kolam tertancap dengan tegak L’obelisk, tugu dengan ketinggian melebihi 7 meter ini berasal dari Mesir dibawa peneliti Perancis ke Paris saat mereka meneliti Piramida. Kaki saya terus melangkah setelah sempat berpose di depan Obelisk ke Taman Tuileries. Hm, kalau sudah baca buku Da Vinci Code, pasti bisa ditebak ke mana arah kaki selanjutnya saya langkahkan. Betul, terinspirasi dengan kisah menarik dari The Da Vinci Code, saya menikmati setiap langkah dan pemandangan di depan mata menuju Musee Du louvre dan membandingkan dengan deskripsi Dan Brown tentang daerah sekitar Museum yang sangat luas dan sebagian areanya berada di bawah tanah ini. Ada berbagai pintu masuk menuju Musee du Louvre, tetapi karena saya berjalan dari Champ ELysee, maka saya akan masuk dari bangunan yang bentuknya seperti Piramid, tetapi terbuat dari kaca yang menurut Dan Brown di novel larisnya dipesan oleh Presiden Miterand dan dibuat dari 666 kaca?. Sebelum ke Piramid tersebut kita harus melewati Esplanade de Tuileries, taman yang di tengah-tengahnya terdapat kolam bundar yang dipadati orang –orang yang beristirahat sambil menikmati paparan sinar matahari di kursi-kursi yang disediakan di pinggirannya. Beberapa anak kecil berlari-lari di pinggir kolam untuk menggerakkan kapal-kapal layar kecil dengan tongkat. Melewati kolam tersebut hamparan taman berumput hijau segar dipenuhi pasangan muda-mudi yang bercengkerama tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya. Langkah saya semakin mendekati Louvre, saya sudah sampai di Pintu masuk Galerie du Carrousel. Bangunan berbentuk gapura ini hampir mirip dengan Arc de Triomphe, dan menjadi obyek foto yang menarik banyak wisatawan. Setelah menyebrangi jalan kecil dan melewati Patung Louis XIV di atas kuda, tibalah saya di depan pintu masuk Piramid. Untuk masuk ke Museum Louvre sebenarnya ada lebih dari satu pintu masuk, selain Pintu masuk utama pyramid, jika menggunakan Metro 1 atau 7, pengunjung masuk dari pintu Palais-Royal-Musee du Louvre yang berada di bawah tanah, pintu masuk Porte de de Lions akses langsung ke bagian seni Africa, Asia, Oceania dan Amerika, atau jika tiket masuk sudah ada di Passage Ricelieu. Datang dari pintu masuk mana pun, akan ada petugas berseragam yang memeriksa pengunjung satu persatu. Setelah melewati pemeriksaan, saya sudah ada di bawah Piramid yang disebut Napoleon Hall. Musee du Louvre terdiri dari 3 bagian utama, bagian sayap Richelieu , Denon dan Sully. Richelieu mempunyai koleksi pameran lukisan pelukis Perancis abad 14 sampai 17, lukisan pelukis Jerman, Flemish dan Belanda, Seni dekoratif abad 17 dan 19, Patung seniman perancis, Seni antik Mesotamia, Iran dan Islami. Sayap yang ada di seberang Richelieu adalah sayap yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi lebih dahulu oleh pengunjung, yakni Denon. Selain di sini terdapat lukisan kontroversial yang sangat terkenal itu dan membuat Dan Brown membuat tulisan yang teorinya cukup menggoda keyakinan para pembacanya, Monalisa (masyarakat Perancis lebih mengenalnya dengan sebutan La Joconde) kita bisa melihat Lukisan pelukis Italia dan Spanyol abad 13-17, lukisan Perancis abad 19, Apolo Gallery, Mahkota Permata Italia, Patung-patung Spanyol dan Utara Eropa, benda-benda antik dari Yunani, Roma dan Estruscan, seni dan peninggalan Mesir, dan terakhir Seni Afrika, Asia (di sini ada benda-benda pra sejarah dari Nias dan Papua), Oceania, dan Amerika. Sayap yang berada di tengah-tengan Richelieu dan Denon adalah Sully, yang di dalamnya dipamerkan Lukisan Perancis abad 17, 18 dan 19, Gambar / sketsa dari seniman abad 17, 18, dan 19, Seni dekoratif abad 17 dan 18, peninggalan dari Jaman Kerajaan Kuno Yunani, Estruscan dan Romawi, benda-benda dari Raja Mesir beberapa abad sebelum masehi, Jaman kuno Iran dan Arab, dan sejarah Museum Louvre. Saya setuju dengan Dan Brown, untuk benar-benar bisa menikmati semua koleksi Museum yang sangat luas ini, waktu kunjungan normal dari jam 9 pagi hingga 6 sore sama sekali tidak cukup. Kecuali jika hanya menjadi turis dan memandang sekilas hanya untuk sekedar tahu. Untuk benar-benar bisa mengagumi karya maha besar lukisan atau pun ketinggian hasil budaya bangsa kuno berabad-abad silam. Terrnyata untuk bisa mengagumi lukisan pelukis Italia Leonardo da Vinci yang sangat terkenal tidaklah mudah. DI lantai pertama Sayap Denon dipamerkan banyak lukisan berukuran sangat besar, bahkan ada yang berukuran lebih dari 5 meter, dan kebanyakan bertemakan agama Kristen. Di bagian ini dipamerkan pula lukisan Da Vinci lainnya, tapi tentu saja antusias pengunjung lebih mengarah ke Monalisa, dan itu membuat saya harus menanti dengan sabar antrian 3 baris di depan saya bergerak maju. Terrnyata untuk bisa mengagumi lukisan pelukis Italia Leonardo da Vinci yang sangat terkenal tidaklah mudah. Untuk melihat dari jauh sangat sulit, karena lukisan yang pernah dicuri 2 kali ini, ukurannya tidak besar dibandingkan lukisan disekelilingnya dan dilindungi dengan system keamanan yang super ketat, selain banyak penjaga berperawakan besar yang berjaga-jaga disekitar lukisan, Monna Lisa dilindungi lapisan kaca, dan pengunjung hanya boleh berdiri sekitar 1,5 meter di depannya itupun dibatasi hanya 1 menit, lebih dari 1 menit petugas akan menyuruh kita pergi ke tempat lain. Dari Musee du Louvre memenuhi rasa ingin tahu saya, sebenarnya saya ingin melihat gereja kecil yang disebutkan Brown dalam novel larisnya The Davinci Code. Tapi karena setelah bolak-balik di jalan sebelah timur dari Musee Du Louvre, saya gagal menemukan gereja ini bahkan sampai saya jauh berjalan hampir ke Quartier Latin, akhirnya saya beristirahat di Katedral yang lebih terkenal dengan sebutan Notre Dame. Gereja tua yang berbentuk kotak dan langit-langit yang tinggi ini, sampai saat ini masih dipakai oleh umat Kristen untuk kegiatan agama mereka. Umat yang saat itu kebetulan sedang merayakan Pantekosta tetap tenang melakukan misa sekalipun banyak pengunjung yang berjalan memperhatikan interior Gereja di alur khusus yang disediakan untuk pengunjung. Chateau de Versailles adalah tujuan saya berikutnya. Rasanya tujuan Raja Louis XVI membuat Chateau yang super megah dan dikagumi banyak orang sudah terwujud. Bahkan sampai saat ini pun kemegahan chateau ini tidak hanya diketahui bangsa Perancis, tetapi juga semua orang di seluruh dunia, termasuk saya. Menurut sejarah Perancis, Raja Louis XVI iri dengan Raja Louis XIV yang membanggakan Palais Royalnya yang megah itu (yang sekarang digunakan sebagai Museum Louvre di pusat kota Paris ) maka Louis XVI pun tak mau kalah, ia membuat villa tidak jauh dari Paris yang yang jauh lebih megah dari Palais Royal. Chateau yang juga disebut Grand Appartment ini memang jauh lebih besar dan megah dari Palais Royal, dan terletak di sebalah barat Paris jauh dari pusat kota . Saya naik Metro dari Stasiun Palais-Royal-Musee du Louvre menuju Stasiun Versailes Rive droite. Dan pada metro terakhir, seisi metro dipadati oleh turis dari berbagai negara. Sekedar info, untuk menghemat biaya transportasi di Paris, kalau kita bepergian lebih dari 4 hari dalam seminggu, sebaiknya membeli tiket metro mingguan seharga 30 Euro, tetapi kalau kurang dari 3 hari dalam seminggu tiket metro mobiliste seharga 12,10 Euro jauh lebih ekonomis. Kedua tiket dapat dibeli secara otomatis di mesin-mesin penjualan tiket (seperti mesin ATM) atau loket penjualan SNCF di Stasiun. Tiket mobiliste dapat digunakan untuk semua metro dan bis yang kita tumpangi selama 1 hari, sedangkan tiket abonemen satu minggu dapat dipakai untuk hal yang sama selama 7 hari. Chateau de Versailles sangat megah dihiasi berbagai lukisan Raja, Ratu Marie Antoinette dan keluarganya yang berukuran raksasa. Di salah satu bagiannya bahkan terdapat istana kaca, yang semua dinding dan langit-langitnya terbuat dari kaca dan hiasan ornamen emas. Langit-langit yang tinggi tidak dibiarkan kosong, tetapi berwarna-warni dengan hiasan para dewa mitologi Yunani yang pinggirannya dihiasi emas. Villa yang berukuran sangat luas ini mempunyai begitu banyak kamar dan ruangan yang ukurannya besar, mungkin karena itulah di tiket masuknya Chateau ini disebut juga Les Grands Appartments. Di dalamnya dipamerkan semua kekayaan Raja Louis XVI yang membuat pengunjung berdecak kagum, tidak heran jika kemudian pecah Revolusi Perancis, kehidupan Raja, Ratu dan anak-anaknya bagaikan hidup negeri dongeng berkelimpahan harta. Ratusan lukisan yang memenuhi dinding-dinding Chateau ini sebagian besar koleksi lukisan yang memang sudah ada sejak Raja Louis XVI berkuasa yang kebanyakan lukisan potret diri dan keluarga serta lukisan bertema dewa-dewi dan agama. Selain itu terdapat juga banyak patung-patung abad pertengahan dan patung para pelukis yang bekerja untuk Raja Louis XVI dan patung para mentri ataupun orang penting pada masa itu. Sebanding dengan bangunan villanya yang luas, Raja Louis XVI pun mempunyai taman yang super luas dan indah di samping villanya dan masih dijaga keapikannya oleh pengelola Chateau de Versailles. Hari berikutnya kunjungan saya adalah kompleks pemakaman terkenal Le Pere La chaise. Tapi sebelumnya saya memutuskan untuk mengisi perut di restoran makanan china yang terkenal enak masakannya di kawasan Quartier Latin, maklum sudah kangen dengan masakan Asia . Quartier Latin merupakan kawasan gaul di Paris, di sini banyak restaurant yang menyajikan masakan dari beberapa negara, antara lain Perancis, Maroko, China, Italia, dan Yunani, dan merupakan tempat gaul dipadati remaja/ muda-mudi Paris di akhir minggu. Dari Quartier Latin saya naik bis ke daerah Pere La Chaise. Sebenarnya ada pemakaman yang jauh lebih besar di Paris yakni Pantheon yang di dalamnya terdapat makam Presiden Perancis, tetapi pemakaman yang akan saya singgahi ini adalah salah satu makam yang dijadikan obyek wisata para turis internasional. Entah karena unsur lokasi atau kepercayaan yang berbeda antara orang bule dan Indonesia, kalau di Indonesia saya merasa ngeri jika berada di dekat kuburan (apalagi seperti saat ini, saya sudah ada di antara kuburan-kuburan tua yang sudah ada ratusan tahun silam) di sini saya tidak merasa ketakutan akan ada penampakan. Di depan pintu masuk sudah ada papan denah kompleks kuburan yang sangat luas ini. Hanya keluarga terpandang dan kaya raya yang bisa dimakamkan di sini. Kuburan yang saat ini ingin saya lihat adalah kuburan sastrawan dan penulis drama terkemuka Perancis Moliere, komposer musik klasik Chopin dan vokalis band Rock Amerika Serikat tahun 1970an The Doors, James Douglas Morrison (terkenal dengan sebutan Jim Morison, salah satu lagunya yang terkenal adalah Fire). Walaupun sudah ada denah di dekat pintu masuk dan pembagian dalam blok-blok, jalan dan gang, tetapi karena tempat ini sangat luas, sehingga cukup sulit dan memakan waktu untuk menemukan lokasi ketiga kuburan itu. Yang sangat menonjol dan ramai dikunjungi adalah makam Jim Morrison. Walaupun Jim yang terkenal dengan lirik lagunya yang indah bagaikan puisi ini meninggal puluhan tahun silam di apartemennya di Paris, tetapi namanya masih dikenal anak muda yang hidup 20 tahun lebih sejak dia meninggal dan mempengaruhi banyak pemusik terkenal di Amerika. Saat saya akhirnya sampai di depan makam Jim, banyak anak-anak muda dari berbagai negara berdiri di sekitar kuburannya dan menghiasi pusaranya dengan bunga mawar yang mereka bawa untuk sang idola. Sebenarnya sih saya akan cepat sampai tujuan kalau saya naik metro menuju Montmartre , tetapi saya pikir dengan naik bis saya bisa melihat wajah Paris lainnya selain wajah manis sekitar Eiffel dan Champ Elysee. Kalau naik metro saya hanya melihat stasiun-stasiun metro di bawah tanah yang saya lewati. Memang sih rute bis ini agak berputar – putar dan lama dibanding kalau saya naik Metro, tetapi sisi baiknya saya bisa melihat perkampungan imigran Maroko dan Alzajair di Belville (di sini banyak toko-toko daging, roti, minimarket dan restoran milik keturunan Maroko dan Alzajair) dan cite (apartemen-apartemen murah yang kelihatan agak kumuh untuk warga Niger, turunan Maroko, Alzajair dan imigran lainnya termasuk juga keturunan Cina atau Vietnam) di tengah-tengah kota Paris. Bis ini memang melewati perkampungan warga turunan imigran, sehingga bukan pemandangan yang aneh banyak warga dengan rupa beraneka ragam, niger, arab, china/ Asia dan Yahudi yang sebagian kecil dari mereka masih menggunakan pakaian ciri khas mereka. Di depan saya duduk seorang gadis manis keturunan Alzajair bernama Annisa yang baru saja pulang dari sekolah di kawasan Belville tetapi tinggal di Montmartre. Saya tidak sengaja berkenalan dengannya ketika saya berkomunikasi dengan seorang nenek di sebelah kanan saya dan percakapan terhenti karena memang bahasa Perancis saya belum lancar sementara sang nenek yang keturunan Italia hanya bisa bahasa Italia dan Perancis. Akhirnya Annisa mencoba memulai percakapan dengan bahasa Inggris yang terbata-bata. Sampai di depan sebuah bangunan gereja tua, nenek di sebelah saya mengajak saya siap-siap turun “C’est Montmartre , nous descendons” dan saya pun turun. Montmartre merupakan kota tua di perbukitan yang mempunyai gereja tua bernama Sacre Coeur sebagai landmark kawasan ini. Obyek wisata yang bisa kita lihat adalah bentuk geologis kota yang berundak-undak (dari atas jalan di depan Sacre Coeur kita bisa melihat sekeliling kota Paris apalagi kalau menggunakan teleskop yang disedikan di sini), gereja yang sudah ada ratusan tahun Sacre Coeur, pelukis –pelukis keturunan Italia/ Korsica di belakang gereja yang menawarkan jasa mereka untuk melukis potret diri wisatawan yang lewat, café-café, toko, restaurant dan pasar. Berjalan ke bawah, terdapat banyak toko tekstil yang menjual bahan pakaian dengan harga miring. Jadwal saya pagi ini adalah melihat 2 taman kota (taman di Paris yang luas dan tertata rapi dan indah disediakan gratis oleh Pemerintah kota ) di pusat kota Paris, Le Jardin de Luxembourg dan di selatan Paris , Parc de Soeaux. Saya menuju yang terjauh, dan segera naik metro ke daerah pemukiman di selatan Paris yang tenang, Parc de Soeaux. Sebelum saya sampai ke taman yang dimaksud, saya melewati rumah-rumah besar dengan berbagai macam gaya arsitektur serta taman yang indah di setiap rumahnya, sepintas rumah-rumah berharga jutaan euro ini mengingatkan saya pada kawasan Pondok Indah di Jakarta Selatan. Sesampainya saya di depan pintu masuk taman ini, saya sudah terpana dengan keindahan taman ini, dibandingkan dengan Taman di Chateau de Versailles , taman di Parc de Soeaux jauh lebih luas dan indah. Sabtu siang itu penduduk kota banyak yang berekreasi di sini, ada keluarga muda yang datang untuk piknik, kelompok remaja yang bermain sepak bola, pasangan muda-mudi yang berpacaran, sekelompok orang yang berjemur matahari, sekelompok pria yang memamerkan seni bela diri Brazil lengkap denagn tabuhan gendang, orang-orang yang jogging dan bersepeda. Di salah satu pintu masuk lainnya saya melihat beberapa pasang pengantin Afrika dan Eropa dengan keluarga mereka baru saja berpose di depan Chateau kecil berwarna kuning dengan hamparan rumput hijau di depannya. Chateau itu menurut penduduk setempat memang sering digunakan pengantin untuk tempat mengabadikan pernikahan mereka bersama keluarga. Di depan chateau setelah menuruni beberapa anak tangga sepanjang mata memandang panorama taman hijau yang indah dengan hiasan sejenis pohon-pohon cemara di kedua sisi lapangan hijau di depan saya yang dibentuk segitiga besar yang rapi. Setelah melewati taman luas, berjalan agak ke bawah, terdapat kolam air besar yang membelah taman menjadi dua. Di depan taman di bawah pohon, saya beristirahat sejenak menikmati sinar matahari paris di musim panas yang terik sambil membuka bekal saya dan berkhayal seandainya ada taman seindah ini di Jakarta dimana penduduk kota bisa berekreasi dengan murah bersama keluarganya ataupun teman. Kunjungan kedua saya hari ini adalah taman kota di pusat Paris , Taman Luxembourg . Setiap bulan di pagar taman ini dipamerkan lukisan-lukisan pelukis muda dengan tema yang berbeda, kali ini temanya adalah laut. Banyak pengunjung yang menikmati pemandangan indah lukisan tersebut sebelum ataupun sesudah masuk Taman . Taman Luxembourg tidak terlalu besar, tetapi yang menarik pengelola taman ini memberikan sentuhan seni kontemporer dari pintu masuk sampai mendekati kolam di mana orang-orang berkumpul di sekelilingnya untuk berjemur matahari sore, diantara pasir putih mereka menaruh pasir biru di tengah-tengahnya selebar 4 meter yang dibatasi oleh pohon-pohon kecil dan di atas jalan tersebut di atas pohon digantung foto-foto dengan diberi pencahayaan khusus, sehingga pengunjung taman mengalami sensani khusus saat berjalan di atas pasir biru laut tersebut. Tidak jauh dari Taman Luxembourg yang masih ada di pusat kota , terdapat kawasan tempat tinggal warga paris keturunan India , yang menunjukkan keberagaman etnis penduduk Paris , selain kawasan keturunan imigran Maroko, Alzajair, Italia, dan Cina. Memasuki kawasan India ini, sejenak saya lupa kalau kaki saya masih menapak di jalanan Paris , ibukota Perancis. Melihat toko, restoran dan orang-orang yang memenuhi jalan dan berpapasan dengan saya di kawasan padat ini, seolah olah saya sedang berada di salah satu kota di India . Beberapa toko musik dan film yang menjual VCD dan CD memasang poster dan nama Shah Rukh Kan dan aktris/ actor India terkenal lainnya. Lagu India yang pernah saya dengar di film India yang diputar di Indosiar, terdengar familiar di telinga saya. Beberapa ibu masih menggunakan lilitan sari di tubuhnya lewat di depan saya. Saya berhenti di salah satu restoran vegetarian India di ujung jalan. Restoran yang kecil ini tidak hanya dipenuhi oleh warga keturunan India , tetapi juga warga Paris lainnya. Suasana di sini tidak jauh beda dengan suasana kota di India , hanya saja yang membuat saya tersadar saya masih ada di Paris, saat pelayan restoran yang asli orang India menawarkan buku menu dalam Bahasa Perancis dengan aksen Indianya. Selain kawasan India , ada pula kawasan Pecinan di kota Paris dan kota lainnya. Ada satu kawasan Pecinan yang terkenal di Paris, yaitu Place D’italie (walaupun di kawasan pemukiman ini terdapat juga banyak keturunan Italia). Di Place D’italie yang letaknya agak ke selatan di kota paris, banyak terdapat rumah makan cina dan supermarket yang dikelola warga keturunan Cina, Tan Frere. Saya sempat makan siang beberapa waktu yang lalu di salah satu restoran yang ramai, namanya Hawaii , sup ikannya yang lezat benar-benar membuat saya selalu ingin kembali ke kawasan itu. Setelah beberapa hari berkeliling di kota Paris , rasanya sayang juga kalau sudah bermil-bermil dan berjam-jam terbang dari Jakarta ke Eropa tanpa bermain-main di taman bermain Paman Walt Disney. Yup betul! Pagi ini saya sudah siap untuk pergi ke Disneyland Resort Paris. Walaupun di setiap papan iklan. T shirt, topi dan souvenir lainnya mereka menyebut tempat ini “Disneyland Resort Paris”, tetapi sebenarnya Disneyland bukan bagian dari district Paris (yang mempunyai kode 95) melainkan District Marne La Vallee. Untuk mencapai Disneyland yang dibangun di areal yang dulunya hutan di pinggiran Paris , pengunjung dari Paris dapat menggunakan Kereta RER A dari Stasiun St. Lazare atau Chatelet Les Halles di Paris atau bisa mengendarai mobil selama kurang lebih 40 menit. Jam operasi Disneyland dimulai dari jam 10 pagi dan tutup pada jam 8 malam. Metro yang saya tumpangi sempat berhenti di Stasiun terdekat sebelum Disney, Val D’europe. Menurut keterangan remaja putri setempat yang duduk di sebelah saya, kalau mau berbelanja bisa datang ke pusat perbelanjaan terbesar di District Marne la Vallee, Val D’Europe, di sana juga ada butik resmi souvenir Disney. Oia, tiket masuk Disneyland yang seharga 36 Euro (setara Rp 376.000,-) itu selain bisa diperoleh di Disney, kita bisa juga membeli di Carrefour, dan untuk lebih murah, sebaiknya membeli tiket selambat-lambatnya 5 hari sebelumnya, uang yang kita bayar tidak terlalu mahal, hanya 28 Euro. Setelah memasuki “Main Street USA”, pengunjung bisa bersenang-senang di keempat areanya, yaitu : Frontierland, Discoveryland, Adventureland, dan Fantasyland. Percayalah saya rasa, waktu sekitar 10 jam itu sama sekali tidak cukup untuk bisa puas mencoba semua wahana yang ada di keempat area tersebut belum lagi antrian yang cukup panjang di tiap-tiap wahana. Maka sebelum saya berangkat ke sini saya sempatkan diri untuk melihat website mereka , dan setelah melihat semuanya, saya putuskan untuk mencoba wahana Indiana Jones, Pirates of the Carabean, Big Thunder Mountain, Phantom Manor (sejenis rumah hantu), Space Mountain : Mission 2, Cherie, j’ai retreci le public (masih ingat film Amerika : ‘Honney, I shrunk the Kids”?), Peter Pan’s Flight, It’s small world. Buzz Lightyear laser Blast

Melihat Eropa lebih dekat (bag 03)

Brussel, Belgia Keesokan harinya saya putuskan untuk melanglang ke Negara tetangga, Brussel, Belgia. Brusel merupakan kota yang tidak terlalu besar. Sebagian besar penduduknya berkomunikasi dalam bahasa Belanda dan Perancis, jadi saya harus membawa kamus saku Perancis saya kemana pun saya pergi. Setelah sebelumnya memesan kamar di Centre Vincent Van Gogh (Youth Hostel) yang terletak di Rue Traversiere 8, maka saya naik kereta dari Amsterdam Central ke Brussel Midi dengan harga tiket sebesar 33,4 euro. Hostel yang dikhususkan anak-anak muda di bawah usia 35 tahun ini dulunya adalah semacam apartemen dimana Van Gogh pernah tinggal, terletak tidak jauh dari Le Botanique jardin (Taman Botanique). Hostel yang merupakan gedung tua ini, dikelola oleh anak-anak muda sehingga jelas sekali atmosfir remajanya. Di Lobby semua backpacker dari berbagai negara bisa saling berkenalan dan berbicara tentang perjalanan mereka, minum bir atau minuman lainnya, surfing internet, atau bermain bilyard di tengah ruangan yang hidup dengan musik rock yang menggema memenuhi ruangan yang tidak terlalu luas. Lobby ini semakin ramai setelah jam 6 sore, karena saat itulah kafe dibuka. Tidak banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi di Brussel. Hari pertama saya berjalan kaki menuju Le Botanique Jardin, Grand Place, dan Museum Komik Smurf & Tintin. Le Botanique merupakan taman kota dihiasi tanaman-tanaman hias berwarna-warni dan kolam air serta patung-patung perunggu yang sudah ada di situ sejak abad pertengahan. Saat itu saya melihat sekelompok anak kecil laki-laki yang asik berteriak bermain bola, pasangan muda mudi yang memadu kasih, turis yang sedang bergaya di depan kamera dan pejalan kaki yang lebih senang melewati taman ini ketimbang harus melewati trotoar. Dari taman kota saya melanjutkan jalan-jalan siang ke Grand Place, melewati Mall Super City dan beberapa gedung kota yang bergaya Baroque. Sebelum sampai di Grand Place, saya melewati gang yang penuh kafe dan restaurant Yunani, Italia dan Maroko. Pelayan-pelayan restaurant yang berwajah rupawan dengan pakaian putih bersih atau berjas memanggil para pejalan kaki untuk mampir ke restaurant mereka. Hanya saja perut saya sudah saya isi dengan kebab yang saya beli di kedai kecil milik orang Turki di dekat Mall. Grand Place sebenarnya tak terlalu berbeda dengan Dam Square, di sini orang-orang berkumpul baik penduduk setempat dan turis mengagumi gedung-gedung tua dengan arsitekturnya yang indah. Kalau Perancis mempunyai Menara Eiffel, Italia terkenal dengan Menara Pisa, maka Belgia mempunyai Atomium. Maka pada hari kedua sebelum saya meninggalkan Brussel, saya memutuskan untuk pergi ke land mark Belgia ini. Karena letaknya cukup jauh dari Hostel tempat saya menginap, saya harus naik Metro Line 1 A yang berhenti di Stasiun Bis Heysel. Dibandingkan dengan dua menara yang saya sebutkan tadi, Bangunan Atomium ini relative masih sangat muda, karena baru dibangun tahun 1958 dan direnovasi tahun 2003 dan tidak terlalu tinggi, dengan ketinggian dari permukaan tanah hingga bola tertinggi mencapai 102 meter.. Sesuai dengan namanya, Atomium merupakan 9 bola logam raksasa berdiameter 18 meter yang masing-masing dihubungkan / disangga dengan logam. Tiap – tiap bola mempunyai fungsi tertentu, misalnya pada bola perama selain tempat pengunjung membeli tiket masuk juga merupakan tempat pertunjukkan permanen, pada saatitu dipamerkan mobil-mobil munggil dengan berbagai warna cerah seperti permen. Pengunjung bisa mencapai bola tertinggi melalui lift setelah membeli tiket masuk seharga 7 euro. Di bola tertinggi ini kita bisa melihat pemandangan di bawah melalui layar yang mirip computer, atau kalau ingin suasana romantis sambil mencicipi makanan khas Belgia, bisa mampir di lantai teratas bola ini di “Restaurant Panorama”. Mau mengunjungi dan mengenal lebih dekat Eropa dalam hitungan menit ? Tidak jauh dari Atomium terdapat obyek wisata lainnya yang tidak kalah menarik, Miniatur Eropa. Di sini kita bisa mengenal negara-negara di Eropa melalui miniatur landmark masing-masing negara. Sayangnya saya harus merogoh dompet lagi untuk bisa melihat Eropa mini tersebut.